Infokreatif Digital Media
Beranda Berita Besok Atau Tidak Sama Sekali

Besok Atau Tidak Sama Sekali

Besok Atau Tidak Sama Sekali
Besok Atau Tidak Sama Sekali

Besok Atau Tidak Sama Sekali – Dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, Ilawati Sarono yang beberapa kali berkolaborasi dengan Wawan Sofwan menggelar pagelaran Wayang dan drama akbar Jenderal Besar Sudirman pada Sabtu 13 Agustus 2022 mulai pukul 16.00 WIB. di aula Sekolah Seni Drama Gaya Soprana, diadakan solilokui dan pertunjukan oleh Wawan Sofyan berjudul “Besok, Atau Tidak Sama Sekali”.

Gelar tersebut adalah Sumpah Bung Karno yang disuarakan pada tanggal 16 Agustus 1945, sehari sebelum hari yang paling bersejarah bagi bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Dalam pertunjukan yang sederhana namun agung ini, Kang Wawan mengerahkan seluruh teatrikal secara komprehensif, dengan menggunakan semua teknik monolog untuk mengungkapkan dalam menceritakan kisah apa yang terjadi empat hari sebelum peristiwa sejarah yang menentukan nasib bangsa. , negara dan rakyat Indonesia, yaitu Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Pada tanggal 17 Agustus 1945.

Dengan monolog “Besok atau Tidak Sama Sekali” Kang Wawan memberikan kuliah umum yang mengajarkan kita semua apa yang terjadi dalam beberapa hari menjelang sampai dengan tanggal 17 Agustus 1945, oleh Bong Karno sebagai pembaca teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Selama beberapa hari menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, Bung Karno mengalami masa gejolak yang paling pedih hingga akhirnya tercatat dalam sejarah dengan Bung Hatta mendeklarasikan kemerdekaan bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Ketidaksepakatan dengan orang-orang terdekat Bung Karno akhirnya mempengaruhinya dalam mengambil keputusan penting tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk kelahiran dan kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Saat menonton pertunjukan monolog Kang Wawan, hatiku bergetar. Pelajaran yang dapat saya petik dari monolog Wawan Sofwan adalah mengenali akhlak mulia para pejuang kemerdekaan Indonesia yang telah ditunjukkan berjuang tanpa pamrih untuk posisi dan kekuasaan, belum lagi harta benda untuk kepentingan sendiri tetapi benar-benar mengabdi untuk kepentingan negara.  bangsa dan rakyat Indonesia.

Para pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa Republik Indonesia belum merdeka, dan mereka mampu menyadari bahwa demokrasi pada hakikatnya bukanlah tujuan, tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang lebih mulia, yaitu penyatuan perbedaan pendapat.

yang berbeda dari satu. Dan satu lagi tanpa kebencian di antara mereka. pendapat yang berbeda. Insya Allah para calon pemimpin bangsa yang akan memperebutkan suara rakyat pada pemilihan umum 2024 akan dengan senang hati belajar dari para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk bisa bersaing tanpa kebencian berbekal semangat ikhlas mengabdikan diri untuk bangsa, negara dan rakyat Indonesia.

Sesuai dengan makna luhur yang terkandung dalam lagu Padamu Negeri, maha karya Kusbini: Untukmu, negara kami disiapkan untukmu, negara kami didedikasikan untukmu, tanah air kami mengabdi padamu, tanah jiwa dan raga kami.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan